Sisi Lain : Pabrik Delfi Hamburg

Hari Senin seharian di Hamburg.
Aku mendapat oleh-oleh 5 kg dari Indonesia....
Titipan yang dikirim tanpa setahu aku dan ramces. Karena kami...apalagi ramces....sangat sungkan membuat repot orang.
Beng-beng, kopi kapal api, teh sariwangi, foto-foto jadulnya yola, bawang goreng, indocafe coffemix, daun salam dan daun kunyit.
Si opung yang sayang cucu.
Dan si abang yang bete.
Maybe........walaupun familly....he..he..he..

Duuh...tau titipannya 5 kg...aku kan bisa bawain si abang itu sesuatu yg sepadan....
Aku cuman bawain dia kenang2an Bremen yg harganya enggak seberapa.
Dibandingkan titipan itu.

Makanya bang....harus bisa saklek kayak orang jerman....waktu terima titipan. Kalo perlu...timbang....
Gue deh yang kebagian enaknya......

Aku dengan Kak Rosy berangkat ke arah Veddel Hamburg.
Kemudian dari sana kami naik bus no 354 menuju lokasi Pabrik Coklat Delfi.
Tau aja lokasi pabrik......
panas...dan....gersang ...serta penuh mobil-mobil besar yang lalu lalang....
Beruntung pabrik di jerman....masih ada sudut hijau di ujung mata memandang......

Cuman 15 menit kami bertemu dan ngobrol dengan abang itu. Karena kami harus mengejar bis lagi untuk kembali ke rumah kak rosy. Apalagi kami sudah menghabiskan 30 menit berdiri menunggu si abang itu makan siang....

Pulangnya.....
Sambil berjalan kaki ke arah halte aku ngobrol dengan kak rossy.
Soal beratnya titipan tsb...he..he..soal kita nunggu lama tadi....dll...
Di dekat kami....berjalan seorang wanita asal Turki......juga ke arah halte.
Setiba di halte.....wanita itu melirik arlojinya dan berkata kepada kami dalam bahasa jerman.
Saya rasa.... tidak akan ada bis ke arah Veddel hari ini. Sejak minggu lalu, bis tidak melewati halte ini. Cuman ada bis satu arah saja, yaitu menuju tempat ini. Tapi pulangnya tidak ada.

Kak rosy melirik saya, sambil bicara pelan dg bahasa indonesia...
Jangan terlalu percaya, San.

Aku jawab sang ibu.
Hoffentlich kommt der Bus heute. Elf minuten noch....

Dan si ibu tetap berdiri di samping kami. Dalam hatiku.....koq si ibu ini gak jalan aja ya....
Enggak asik juga...pengen ngobrol bebas dengan kak rosy....tapi ada dia.



Sambil menunggu bis...akhirnya kami ngobrol bertiga....
Aku......kak rosy dan sang ibu.

Setelah lewat 11 menit...sang ibu menunjuk seorang wanita jerman, yang berjalan melewati kami. Dan ia berkata.
Wanita itu juga setiap hari naik bis no 354 keluar. Tapi lihatlah...dia juga jalan ke halte yang lain.

Aku dan kak rosy akhirnya sepakat...kayaknya ibu ini benar.....akhirnya kami bertanya letak halte yang dia maksud.

Ayo ikuti saya. Tidak jauh. Kalian bisa sambil sport.

Si ibu bercerita.....bagaimana ia berkerja satu hari di dua tempat. Di  Pabrik Delfi tsb  dan di sebuah sekolah. Sebagai cleaning service. Hari-harinya dia habiskan untuk bekerja...dan bekerja.
Dia juga bercerita....tentang Pabrik Delfi.
Sekarang pekerjanya....banyak orang-orang yang berasal dari negara kita....wajah-wajah Asia....

Tentu saja ya........karena pabrik yg di jerman sahamnya sudah dibeli oleh pengusaha asal Indonesia.....

Kami berjalan bertiga menuju halte yang dia maksud.
Lumayan.....bukan soal jaraknya....tapi panasnya udaranya itu lho.....
Sekitar 15 menit jalan...akhirnya sampailah kami di halte terdekat yang dilewati bis.

Kami berpisah dengan sang ibu.....
Dengan sangat berterima kasih.
Tuhan mengirim ibu itu untuk mengantar kami ke halte.
Bayangkan...walaupun dia yakin...bahwa hari itu tidak ada bis,
dia menunggu kami sampai sesuai  jadwal bis tsb seharusnya lewat.
Padahal dia harus bekerja lagi.

Ampuni kami Tuhan.....karena sudah negatif thinking pada sang ibu........